Surabaya, U3NEWS.com – Komitmen dirut PT Peln, Ir Syahril Japarin untuk membenahi Perusahaan plat merah yang bergerak di bidang pelayanan kapal penumpang yang tersebar dari sabang sampai merauke dan dari miangas hingga pulau rote ini terbukti dalam hitungan bulan sejak memangku jabatan Dirut ia mampu Mengubah wajah Pelni yang diibaratkan penyakit telah memasuki tahap stadium 3.
Kerugian Pelni setiap kali pemberangkatan kapal diperkirakan puluhan hingga miliyaran rupiah dengan memuat barang tanpa bayar atau penumpang tanpa tiket. Amat sulit bila ingin bicara mulai dari mana pembenahannya dikarenakan persoalan tertib pada barang tanpa dokumen hingga penumpang tanpa tiket ibarat “telur dan ayam”.
Namun dengan prinsip Good Governance dirut Pelni muncul dengan suatu komitment kuat yakni mulai dari “diri sendiri” ia berani menutup diri dari para tenan/suplier yang berpotensi mempengaruhi kebijakannya , ia menyerahkan kepada direksi yang berkompeten sehingga dalam menagmbil keputusan ia akan memposisikan diri sebagai decision maker tanpa ada keberpihakan alias KKN.
Dari komitmen tersebut ia kemudian mulai dengan menyetuh kepentingan vital karyawan dengan memberikan kenaikan gaji hingga tunjangan yang mendorong semangat bekerja para karyawannya . Alhasil, dengan sentuhan dingin dipadukan kemampuan managerial yang handal, Syahril Japarin yang juga merupakan CEO terbaik asia ini menorehkan perubahan yang signifikan.
Terbukti paskah lebaran agustus lalu, kerisauan penumpang terkait kenyamanan di kapal mulai terjawab, barang yang tertumpuk menggunung di tangga-tangga kapal dan dek-dek kapal yang selama ini menjadi pemandangan umum setiap trip, tidak lagi ditemukan pada kapal Pelni dari jakarta, hampir 99 persen tidak lagi ditemukan barang tanpa dokumen.
Penempatan barangpun mulai rapi sehingga kenyamanan penumpang mulai terasa. Hal tersebut dapat dilihat pada saat KM Labobar, Lambelu melewati Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Hapiah salah seorang penumpang dari Jakarta tujuan ambon mengatakan bahwa kami merasa lebih lega karna bebas memasuki akses tangga tanpa ada barang yang menggangu jalan.
Hal senada dikatakan Andri penumpang KM Labobar Tujuan Nabire ” kalu bulan juni lalu saya naik kapal Labobar rasanya sumpek sekarang terasa leluasa bergerak” ,pungkasnya. Keadaan ini tidak terlepas dari kerja sama PT.Pelni dengan Mabes Polri khususnya Polres Pelabuhan,yang mengandeng TNI AL sehingga kerja sama ini mampu mengurai persoalan tanpa gejolak sosial.
Pembenahan keamanan pelabuhan yang dipimpin langsung Kapolres Pelabuhan Tanjung Priuk AKBP Asep Adisaputra, menuai pujian dari masyarakat pengguna jasa Pelni, karena tidak lagi ada oknum preman masuk berkeliaran di kapal, proses bongkar muat di KM Pelni praktis teratur dan tertib sehingga hal ini berdampak pada pelabuhan lainya.
Demikian diungkapkan oleh Kuasa Hukum PT Pelni Urbanisasi saat melakukan penertiban di Pelaqbuhan Tanjung Perak Surabaya dinihari 9/9. “Setelah pembenahan di tanjung priuk, kami mencoba menyentuh lebih ke dalam, agar celah untuk memamfaatkan situasi sekarang dapat diminimalkan”,paparnya.
Upaya lain yang Pelni lakukan adalah, sweeping di ruang-ruang kamar ABK, Perwira kapal untuk mengantisipasi adanya upaya oknum bermain-main dengan adanya larangangan barang tanpa dokumen lolos naik kapal. Dalam opersai yang di lakukan oleh Team, ditemukan masih adanya oknum yang menerima barang di ruang kamar ABK, ditanya apakah sanksi yang akan diberikan bagi mereka ,ia hanya menjawab bahwa hal ini akan ditindak lanjuti oleh SPI Pelni,tunggu saja! jelasnya.
sumber : u3news.com
Saya mendukung segala kebijakan yang diambil oleh Bpk ir.syahrial djafarin demi peningkatan pendapatan serta perbaikan kondisi perusahaan sehingga kedepanya PT.Pelni tetap eksis serta menjadikan perusahaan BUMN ini salah satu perusahaan transportasi laut yang baik dalam misi pelayaran baik utk penumpang,container atau cargo,curah,dan utk pendistribusi BBM keseluruh pelosok nusantara yg bekerja sama dg pertamina.
Demi pelayanan yg terbaik utk penumpang yg akan menggunakan jasa transportasi laut, seyogyannya tiket yg dijual seharusnya on line dg kantor pos atau BRI diseluruh indonesia, sehingga penumpang tidak menjadi korban percaloan,( harga tiket bisa naik 100 – 200%) dari harga keteuan Pelni, dimana calo kebanyakan bekerja sama dg travel2 yg nakal atau oknum2 pegawai cabang yg memanfaatkan situasi
Arus mudik/liburan dan menghindari penumpang gelap (trade rider).seperti PT.KAI yg lebih dulu kerjasama dg indomaret utk penjualan tiket.
Untuk cabang2 PT.Pelni yg mempunyai keagenan dg shipper yg kapal tujuan bongkarnya tidak mempunyai perwakilan perusahaanya, kebanyakan pendapatan yg disetor keperusahaan PT.Pelni tidak sampai 50% yg seharusnya 100% demi keperusahaan tapi utk kepentingan pribadi jangan sampai ada lagi inside trader.
Dalam proses kapal akan bertolak 1 atau 1/2 jam sebelum berangkat, kapal diadakan sweeping dan pemeriksaan tiket, penumpang yg tidak bertiket lansung diturunkan, kapal bertolak sudah clear tidak ada lagi pemeriksaan tiket, ini adalah kerja sama antara cabang dan kapal agar bersinergi utk perbaikan pelayanan penumpang.
Saya sangat harapkan seperti inilah Pimpinan yg dari dulu saya dambahkan mudah2an beliau mendapat perlindungan Allah SWT dalam memimpin PT.Pelni, amiin.
Hebat memang,semua berubah drastis.dari mulai panjualan tiket hingga persoalan barang bagasi yang selama ini tidak pada tempatnya.
Saking drastisnya,sampai penumpangpun berkurang sangat drasti disebabkan oleh harga over bagasi yang sangat mahal menurut saya.
pengangguran yang tadinya leluasa bekerja.juga drastis bertambah banyak.apakah tidak ada solusi untuk ini semua.Menurut saya Perusahaan Perusahaan usaha milik Negara saat ini adalah milik pribadi bukan milik rakyat,karna apapun jadinya,bagaimanapun hasilnya tidak perduli dengan keadaan mereka yang sebenarna membutuhkan & bahkan sangat membutuhkan pekerjaan diwilayah itu.Yang jelas saya yang mengatur perusahaan ini,saya yang memimpin,yang penting perusahaan ini maju saya tidak perduli dengan mereka.
Dari data yang saya peroleh,untuk pelabuhan tanjung perak saja.tadinya kurang lebih ada sekitar 200 pekerja yang bekerja sebagai kuli angkut dipelabuhan,sedangkan sekarang hanya ada sekitar 35 saya yang masih aktiv,lalu ȧ
Apa yang sekarang dilakukan orang 150 orang yang lain ????????
Sedangkan untuk tanjung priok,ada sekitar 400 buruh panggul yang bekerja sebelum kebijakan ini diambil,setelah bapak dirut PT.Pelni yang Baru ini mengambil sikap,hanya ada 80an buruh yang masih aktiv bekerja.lalu apa yang dilakukan sisanya saat ini.
Dan hal ini baru di 2 pelabuhan saja,lalu bagaimana dengan buruh panggul yang ada dipelabuhan lain.
Itu saja,saya harap bisa menjadi pertimabangan pihak2 terkait.Karna undang – undang pun,mengajari kita untuk melakukan hablumminannas.trima kasih.